Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur dengan menggunakan 3 unsur dalam satu kelompok yang mempunyai kemiripan sifat, baik sifat fisika maupun sifat kimia. Jika ketiga unsur tersebut diurutkan menurut kenaikan massa atomnya ternyata massa atom unsur yang di tengah merupakan massa atom rata-rata dari unsur yang pertama dan ketiga.
Penemuan Dobereiner memperlihatkan adanya hubungan antara massa atom dengan sifat-sifat unsurnya, baik sifat fisika maupun sifat kimia. Namun, hukum triade ini belum sempurna. Ketidak sempurnaan hukum triade ini mendorong para ahli terus berupaya mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan sifat-sifatnya.
Hukum Oktaf : John Newlands (1864)
Newlands menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya. Unsur yang berselisish satu oktaf menunjukkan kemiripan sifat. Unsur pertama mirip dengan kedelapa, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Kemiripan sifat unsur ditunjukkan kembali secara periodik setelah 8 unsur sehingga disebut hukum oktaf. Akan tetapi, unsur-unsur gas mulia belum ditemukan pada saat penyusunan unsur-unsur oleh Newlands.
Hukum Oktaf : John Newlands (1864)
Newlands menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya. Unsur yang berselisish satu oktaf menunjukkan kemiripan sifat. Unsur pertama mirip dengan kedelapa, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Kemiripan sifat unsur ditunjukkan kembali secara periodik setelah 8 unsur sehingga disebut hukum oktaf. Akan tetapi, unsur-unsur gas mulia belum ditemukan pada saat penyusunan unsur-unsur oleh Newlands.
Susunan Kartu Unsur
1.
H
|
2.
Li
|
3. Be
|
4. B
|
5.
C
|
6.
N
|
7.
O
|
8.
F
|
9.
Na
|
10.
Mg
|
11.
Al
|
12.
Si
|
13. P
|
14. S
|
15. Cl
|
16. K
|
17. Ca
|
18. Cr
|
19. Ti
|
20. Mn
|
21. Fe
|
22. Co/Ni
|
23. Cu
|
24. Zn
|
25. Y
|
26. In
|
27. As
|
28. Se
|
Berdasarkan susunan kartu unsur di atas, terdapat kemiripan sifat antara unsur-unsur H, F dan Cl serta unsur Li, Na, dan K.
Unsur-unsur yang sifatnya tidak mirip akan ditemukan setelah unsur ke delapan belas dan seterusnya. Misalnya, unsur Cr tidak mirip dengan unsur Al, unsur Mn tidak mirip dengan unsur P, unsur Fe tidak mirip dengan unsur S, dan seterusnya. Ternyata, hukum oktaf hanya berlaku untuk unsur-unsur yang mempunyai massa atom kecil/ringan.
Sistem Periodik Unsur Bentuk Pendek (Dmitri Ivanovich Mendeleyev, Rusia 1869 dan Julius Lothar Meyer, Jerman 1870)
Penyusunan sistem periodik unsur oleh Mendeleyev berdasarkan pada sifat kimia unsur (massa atom/nomor massa) sedangkan Lothar Meyer berdasarkan pada sifat fisika atau massa jenis/volume atomnya.
Mendeleyev menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor massanya. Unsur-unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur yang disebut golongan dan ditempatkan dalam baris horisontal secara berkala/periodik. Tabel unsur mendeleyev ini dinamakan Sistem Periodik Unsur. Itu disebabkan tabel unsur tersebut tersusun dalam baris dan kolom serta mengalami pengulangan sifat unsur secara periodik.
Sistem periodik Mendeleyev mempunyai kelebihan - kelebihan sebagai berikut :
Sistem Periodik Unsur Modern (SPU Bentuk Panjang)
Setelah ditemukan unsur-unsur gas mulia secara lengkap, yaitu Helium (He, 1968), Argon (Ar, 1894), Neon (Ne), Xenon (Xe), Kripton (Kr, 1898), dan Radon (Rn, 1900), Henry G.J. Moseley (1914) menemukan urutan tabel periodik yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya.
Ternyata, penempatan unsur Telurium dan Iodin lebih sesuai berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Te lurium (Te) mempunyai nomor atom 52 dan Iodin (I) mempunyai nomor atom 53. Berdasarkan hal tersebut, sistem periodik Mendeleyev diganti dengan Sistem Periodik Modern (SPU bentuk panjang yang berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat ).
Pada tabel Sistem Periodik Modern, unsur-unsur disusun dalam dua lajur, yaitu lajur horizontal (periode) dan lajur vertikal (golongan).
a. Lajur Vertikal (Golongan)
Lajur vertikal berisi unsur-unsur yang disusun menurut kemiripan sifat. Golongan suatu unsur berdasarkan jumlah elektron valensi yang dinyatakan dalam huruf romawi.
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) menjadikan satu antara golongan A dan B dengan nomor golongan 1 sampai dengan 18.
Sistem Periodik Unsur Bentuk Pendek (Dmitri Ivanovich Mendeleyev, Rusia 1869 dan Julius Lothar Meyer, Jerman 1870)
Penyusunan sistem periodik unsur oleh Mendeleyev berdasarkan pada sifat kimia unsur (massa atom/nomor massa) sedangkan Lothar Meyer berdasarkan pada sifat fisika atau massa jenis/volume atomnya.
Mendeleyev menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor massanya. Unsur-unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu lajur yang disebut golongan dan ditempatkan dalam baris horisontal secara berkala/periodik. Tabel unsur mendeleyev ini dinamakan Sistem Periodik Unsur. Itu disebabkan tabel unsur tersebut tersusun dalam baris dan kolom serta mengalami pengulangan sifat unsur secara periodik.
Periodik Unsur Mendeleyev |
- beberapa unsur diletakkan tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya, tetapi berdasarkan kenaikan nomor atomnya
- Mendeleyev menyediakan rung kosong untuk unsur-unsur yang belum ditemukan saat itu. Mendeleyev meramalkan unsur baru dengan cara menuliskan massa atom pada baris ruang kosonbg. Kemudian, meramalkan sifat-sifat unsur baru tersebut. Beberapa tahun kemudian, ditemukan sebagian dari unsur yang diramalkan tersebut dengan sifat-sifat yang sangat sesuai dengan ramalan Mendeleyev. Misalnya penemuan unsur galium dan germanium.
Mendeleyev tidak mengosongkan tempat untuk unsur-unsur gas mulia karena semua unsur tersebut belum dikenal pada waktu itu.
Meyer memperkenalkan hukum berkala unsur yang melibatkan sifat-sifat unsur yang dikenal dengan sebagai volume atom, yaitu massa atom unsur dibagi dengan rapatannya.
Sistem Periodik Unsur Modern (SPU Bentuk Panjang)
Setelah ditemukan unsur-unsur gas mulia secara lengkap, yaitu Helium (He, 1968), Argon (Ar, 1894), Neon (Ne), Xenon (Xe), Kripton (Kr, 1898), dan Radon (Rn, 1900), Henry G.J. Moseley (1914) menemukan urutan tabel periodik yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya.
Ternyata, penempatan unsur Telurium dan Iodin lebih sesuai berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Te lurium (Te) mempunyai nomor atom 52 dan Iodin (I) mempunyai nomor atom 53. Berdasarkan hal tersebut, sistem periodik Mendeleyev diganti dengan Sistem Periodik Modern (SPU bentuk panjang yang berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat ).
Pada tabel Sistem Periodik Modern, unsur-unsur disusun dalam dua lajur, yaitu lajur horizontal (periode) dan lajur vertikal (golongan).
a. Lajur Vertikal (Golongan)
Lajur vertikal berisi unsur-unsur yang disusun menurut kemiripan sifat. Golongan suatu unsur berdasarkan jumlah elektron valensi yang dinyatakan dalam huruf romawi.
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) menjadikan satu antara golongan A dan B dengan nomor golongan 1 sampai dengan 18.
- Golongan Unsur Utama (A) terdiri dari 8 golongan
Golongan Unsur Utama (A)GolonganNama KhususJumlah unsurI AAlkali7II AAlkali tanah6III ABoron Aluminium6IV AKarbon6V ANitrogen6VI AKalogen6VII AHalogen5VII AGas Mulia6
- Golongan Unsur Transisi (B) terdiri dari 8 golongan
Golongan Unsur Transisi (B)GolonganJumlah UnsurIII B4 + 29 (termasuk deret lantanida dan aktinida) = 32IV B4V B4VI B4VII B4VIII B4 + 8 (terdiri dari 3 kolom)=12I B4II B4Golongan B disebut golongan unsur transisis/peralihan. Sifat unsur golongan ini mengalami peralihan dari sifat golongan II A hingga ditemukan kemiripan sifat [ada golongan IIA - Solongan Transisi dalam (golongan III B) terdari 2 deret , yaitu deret lantanida dan aktinida. Setiap deret terdiri dari 14 unsur. Unsur-unsur tersebut berada dalam satu golongan karena sifatnya yang sangat mirip.
b. Lajur Horizontal (Periode)
Lajur horizontal berisi unsur-unsur yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Jumlah kulit elektron (n) menunjukkan suatu periode.
n
|
Kulit
|
Periode
|
Jumlah Unsur
|
1
|
K
|
1
|
2
|
2
|
L
|
2
|
8
|
3
|
M
|
3
|
8
|
4
|
N
|
4
|
18
|
5
|
O
|
5
|
18
|
6
|
P
|
6
|
32
|
7
|
Q
|
7
|
28 (tak lengkap)
|
Periode 1,2, dan 3 disebut periode pendek karena berisi sedikit unsur.
Periode 4, 5 dan 6 disebut periode panjang
Periode 7 disebut periode tidak lengkap karena belum terisi penuh
0 comments:
Post a Comment